Dikala seorang ibu mengelus-ngelus sayang pada anak kecilnya dan berbisik lirih: Besarlah lahir batinmu Anakku sayang……,Sehatlah lahir batinmu anakku sayang…….,Bermanfaatlah hidup lahir batinmu anakku sayang…, semua itu adalah pintu dari keberkahan hidup manusia bila kelak sudah dewasa.Bisik dari seorang ibu di atas, adalah do’a dan pembuka segala ilmu yang menentukan manfaat tidaknya hidup Manusia.Ibu adalah guru pertama yang mengajarkan tanda tanda,Bahasa,aksara dan membaca sebelum kelak secara pormal diamanatkan pada Guru yang kini umumnya ditetapkan disuatu ruangan sekolah.
Konon Budaya kita dahulu bukan Budaya sekolah ,tapi Budaya ilmu yang di ketahui setelah belajar ilmu Budaya Bangsa,
makanya konon orang – orang dahulu,tidak berpribadi sekolah tapi berpribadi Budaya Bangsa. Dalam pembelajaran segala ilmu,nenek moyang kita tidak terlepas dari tanda-tanda dan aksara Alam semesta sehingga paham akan keseimbangannya.
Zamanpun terus bergulir dan sampai mengenal Saehu dan Catriknya yang pusat menimba ilmunya di pegunungan dan dinamakan “Padepokan” kemudian berubah zaman dan lahirlah Kyai ,Ajengan dengan Santrinya.
Ada sebuah pribahasa yang masih terdengar sampai saat ini,yaitu sebutan bagi yang sudah hatam ilmu dan akan memulai mengamalkannya pada sesama istilahnya “Turun Gunung ” kebiasaan yang jadi kebiasaan dari tempat ilmu tersebut,akan menerima semua calon muridnya tanpa ada skat atau kepentingan politik ekonomi sosial usia atau kelompok, karena prinsif yang selalu di pegangnya; siapapun yang datang dengan niat menimba ilmu,itu adalah utusan yang Maha kuasa[Allah].
Hasil dari menimba ilmu diatas, tidak pernah mendapatkan sertifikat dan sejenisnya seperti sekarang ini,tapi dapat membuktikan ilmunya secara nyata seperti membangun berbagai Candi ,sistim kepemerintahan teknologi dan sebagainya. Di kala kaum Penjajah Eropah datang dan sekaligus menciptakan sistim pendidikan yang menguntungkan bagi keberadaannya baik secara Ekonomi,Politik,hukum,Sosial,pilsafat,Religi dan Seni.maka dari situh lahirlah sistim pendidikan yang ada murid,Guru dan Sekolah. Dalam lahirnya Sekolah,ada sesuatu yang beda dengan prinsif menurunkan ilmu pada calon yang akan menerimanya,yaitu yang tamat ditandai dengan surat juga yang calon menerima ilmu harus punya kedekatan ,kekuatan baik kedudukan maupun kekayaan.
Dalam menyikapi terlanjur berkembangnya sistim pendidikan produk Penjajah tersebut,kita sebagai pewaris dari sistim pedidikan berbagai Zaman tentu harus menambah tenaga ekstra supaya bisa bisa meracik segala sistim ke ilmuan tanpa harus mengabaikan,sistim Budaya ke ilmuan warisan leluhur Bangsa sendiri.Semoga [B3 PERCEKA. ]